Senin, 09 September 2013
Kamis, 18 April 2013
Yahoo Messanger
Ada yang belum tau apa itu Yahoo Messanger atau Y!M atau YM..? Kita kasi tau. Yahoo Messenger (sering disingkat “Y!M” atau “YM”) merupakan program pengirim pesan instan populer yang disediakan oleh Yahoo.
Yahoo Messenger tersedia secara gratis dan dapat diunduh serta diakses menggunakan Yahoo! ID yang biasa digunakan untuk mengakses layanan Yahoo yang lainnya, seperti Yahoo! Mail. Penggunaan ID ini juga mengakibatkan pengguna dapat langsung diberitahu bila mendapat sebuah e-mail.
Yahoo telah mengumumkan kerjasama dengan Microsoft untuk bergabung dalam jaringan instant messenger. Hal ini mengakibatkan Yahoo! Messenger dapat berhubungan dengan layanan .NET Messenger milik Microsoft. Layanan ini mulai berfungsi sejak 13 Juli 2006.
bagi yang belum mempunyai Yahoo Massengger bisa didownload versi 11 disini
Selasa, 02 April 2013
Mengenal lebih dekat Idjon Djanbi, bapak Kopassus TNI AD
Setelah penyerangan Lapas Cebongan, Sleman, Yogyakarta beredar notes
di facebook, email maupun pesan berantai. Seseorang mengaku bernama
'Idjon Djanbi' memaparkan analis soal penembakan lapas yang
mengakibatkan empat orang tahanan tewas.
'Idjon Djanbi' menepis pelaku penyerangan anggota Kopassus. Dia malah menuding serangan itu dilakukan oleh polisi. Sejumlah foto diposting untuk memperkuat argumennya.
Tak jelas siapa 'Idjon Djanbi' penulis notes itu. Apakah Kopassus, intel TNI, polisi atau sekadar penggembira saja. Sejatinya, nama Idjon Djanbi adalah pendiri, pelatih pertama sekaligus komandan pertama korps pasukan elite TNI AD yang kini bernama Kopassus.
Mantan anak buah Idjon Djanbi yang pernah dilatihnya mengenang sosok Idjon sebagai perwira lapangan yang disiplin. Sosoknya langsing dan gesit.
"Pak Idjon suka cek kalau kita jaga malam. Dia sergap dari belakang dengan pisau. Kita berkelahi dulu, baru dia bilang stop, ini komandan kamu. Tujuannya mungkin biar kita siaga," kata Boyoh, mantan anggota angkatan pertama korps baret merah ini saat berbincang dengan merdeka.com.
Idjon Djanbi awalnya bernama Rokus Bernandus Visser. Warga negara Belanda ini
'Idjon Djanbi' menepis pelaku penyerangan anggota Kopassus. Dia malah menuding serangan itu dilakukan oleh polisi. Sejumlah foto diposting untuk memperkuat argumennya.
Tak jelas siapa 'Idjon Djanbi' penulis notes itu. Apakah Kopassus, intel TNI, polisi atau sekadar penggembira saja. Sejatinya, nama Idjon Djanbi adalah pendiri, pelatih pertama sekaligus komandan pertama korps pasukan elite TNI AD yang kini bernama Kopassus.
Mantan anak buah Idjon Djanbi yang pernah dilatihnya mengenang sosok Idjon sebagai perwira lapangan yang disiplin. Sosoknya langsing dan gesit.
"Pak Idjon suka cek kalau kita jaga malam. Dia sergap dari belakang dengan pisau. Kita berkelahi dulu, baru dia bilang stop, ini komandan kamu. Tujuannya mungkin biar kita siaga," kata Boyoh, mantan anggota angkatan pertama korps baret merah ini saat berbincang dengan merdeka.com.
Idjon Djanbi awalnya bernama Rokus Bernandus Visser. Warga negara Belanda ini
Kamis, 28 Maret 2013
Mengenal Automatic Exposure Bracketing - AEB
Pernahkan sobat pada saat memotret menemui kesulitan menentukan exposure saat kondisi pencahayaan yang sedikit 'tricky'
atau terdapat banyak variasi antara area terang dan gelap? Satu cara
ketika menghadapi situasi ini adalah dengan menggunakan pengaturan
Manual pada kendali exposure kamera, dan ambillah beberapa foto untuk
melakukan pengujian. Nah, tetapi masalah yang timbul dengan melakukan
trial and error adalah Waktu, dan jika Sobat memotret pada kondisi yang
berubah-ubah (seperti pada saat sunset dengan cahaya yang berganti dari
waktu ke waktu), kalian tentu akan kehilangan 'momen' pada saat mencari
pengaturan yang pas.
Salah satu fitur yang telah dimiliki oleh kebanyakan kamera DSLR dan bisa membantu pada saat kondisi seperti ini adalah 'Automatic Exposure Bracketing'
(AEB), dengan memilih mode pengaturan ini maka kalian dengan cepat
mampu untuk memotret Tiga foto (biasanya memang Tiga) dengan tingkat exposure yang berbeda, tanpa merubah pengaturan apapun secara manual. Berikut ini adalah contoh yang bisa mengilustrasikannya:
Kamera akan memilih Satu exposure berdasarkan metering yang tepat ketika
kalian menggunakan mode Automatic Exposure Bracketing, lalu kemudian
mengambil foto lain satu overexpose dan underexpose. Menggunakan mode
ini, berarti kalian akan mendapatkan Tiga foto yang memiliki komposisi yang sama tetapi dengan exposure berbeda, dan tentu kalian bisa memilih mana yang paling bagus bukan?
Jika kamera kalian memiliki mode brust (continuous shooting),
maka Tiga foto tersebut bisa didapatkan dengan menekan tombol shutter
beberapa waktu sampai ketiga foto tersebut tercapture. Jika kamera
kalian hanya mendukung single shot maka Sobat harus menekan tombol
shutter sebanyak Tiga kali.
Setiap kamera memiliki cara sendiri dalam pemilihan AEB. Kamera seperti
Cahaya Dan Fotografi
Cahaya merupakan elemen yang paling penting dan sangat diperlukan dalam
fotografi. Cahaya yang tepat akan memberikan 'soul' pada foto-foto
Sobat, sedangkan jika salah dalam mengatur pencahayaan, bisa dipastikan
akan menghancurkan hasil foto kalian. Fotografer pemula sering kali
hanya terfokus pada subyek serta komposisi untuk menghasilkan foto yang
bagus, padahal jika mereka sadar apa yang bisa dilakukan oleh cahaya
maka foto-foto tersebut bisa mengalami peningkatan secara kualitas.
Beberapa pendapat menyatakan bahwa untuk menilai kualitas sebuah hasil
foto adalah dengan melihat bagaimana cahaya digunakan untuk menghasilkan
foto tersebut.
Untuk Melihat cahaya serta dampaknya
terhadap frame kalian, setidaknya sobat harus melihat dan menilainya
pada frame yang ada di viewvinder atau LCD kamera. Sobat harus melihat
bagaimana cahaya berinteraksi dengan elemen-elemen yang ada di dalam
frame. Apakah cahaya membuat subyek mudah dilihat, atau malah
mengaburkannya? Apakah cahaya membuat pemandangan menjadi datar? Apakah
cahaya yang datang terlalu keras dan cenderung tidak menarik? Apakah
menurut sobat subyek akan tampak lebih bagus dengan sumber cahaya lain?
Apakah cahaya tersebut lembut dan tersebar? atau apakah cerah serta
intens? Apakah cahaya memiliki karakter hangat keemasan, atau bahkan
mungkin memiliki warna yang tidak kalian inginkan?
Gunakan LCD pada kamera kalian (jika punya) untuk melihat apa dampak cahaya pada gambar yang akan diambil oleh kamera. Ketika Sobat tidak mendapatkan cahaya yang bagus, pertimbangkan cara lain yang bisa memperbaiki hasil foto kalian, atau jika tidak cari waktu lain untuk kembali memotretnya. Lebih banyak Sobat mencoba memanfaatkan cahaya, maka lebih baik pula foto yang kalian hasilkan.
CAHAYA BAGUS = Foto yang lebih baik
Fotografi digital
adalah tentang menangkap cahaya pada sensor gambar, lebih bagus cahaya
maka potensi foto bagus akan semakin besar. Kualitas cahaya itu sendiri
sangat
Jangan Tersesat Ketika Belajar Fotografi
Ketika Anda mulai mencoba mendalami dan
menguasai kamera, lensa, Photoshop serta seluk beluk komputer, Anda
TIDAK akan pernah selesai dan TIDAK akan pernah berakhir. Berusaha itu
bagus, tetapi jika ingin menguasai semuanya sebelum terjun langsung
memotret akan menjauhkan Anda dari waktu belajar fotografi itu sendiri.
Jangankan belajar fotografi, Anda akan menghabiskan banyak sekali waktu
hanya sekedar untuk mempelajari tentang kamera serta komputer, dan
parahnya hal ini akan semakin memperkaya sales-sales yang menjual
perangkat fotografi dan komputer yang Anda pikir PERLU untuk Anda
miliki, tetapi tidak akan pernah membuat Anda bisa untuk menghasilkan
foto dengan bagus.
Waktu berputar sangat cepat dalam dunia perangkat fotografi seperti bodi
kamera, lensa serta aksesoris pendukungnya. Salah satu alasan kenapa
kebanyakan orang tidak pernah berkembang dalam dunia fotografi adalah
karena mereka mencoba menguasai semuanya tanpa mempertimbangkan mengapa
mereka menempatkan hal tersebut sebagai prioritas utama. Terlepas dari
berapa banyak kamera yang Anda miliki, atau Photoshop serta printer
kelas atas yang Anda pakai, satu-satu nya cara untuk belajar fotografi
adalah memberi perhatian penuh dalam memotret, dan BUKAN pada perangkat
fotografi.
Anda mungkin bertanya-tanya "Bagaimana mungkin mempelajari kamera tanpa
membeli kamera terlebih dahulu?" sedikit mengulas sejarah fotografi,
pada sekitar tahun 50an, semua kamera adalah manual. Butuh waktu yang
lama sekali untuk seseorang mempelajari bagaimana menggunakan
kamera-kamera tersebut dan setiap tidak setiap pemotretan akan
menghasilkan foto yang bagus kecuali mereka benar-benar tahu secara
teknis. Kamera digital sekarang ini semuanya dilengkapi dengan mode
otomatis. Untuk belajar fotografi, Anda harus MENJAUHI apa yang
dinamakan mode otomatis!
Cara yang paling ampuh dalam belajar fotografi adalah fokus pada
Jumat, 15 Februari 2013
Mengetahui Tipe Lensa DSLR
"Kamera apa yang harus saya beli?" dan pertanyaan tersebut banyak sekali
diajukan oleh teman-teman yang baru mulai belajar fotografi dan sedang
mengumpulkan informasi peralatan yang tepat bagi mereka untuk dibeli.
Seiring dengan meningkatnya kamera yang beredar di pasaran, serta kamera
DSLR yang sudah dibeli entah itu karena alasan harga yang murah serta
ingin meng-upgrade perangkat mereka, akhirnya muncul lagi pertanyaan
tentang "Lensa apa yang tepat buat kamera DSLR Saya?"
Mungkin akan terasa sulit untuk menjawab pertanyaan ini dimana saat ini
setiap produsen kamera digital menawarkan berbagai macam lensa dengan
kualitas serta harga yang sangat beragam. Perlu diingat juga bahwa
setiap fotografer memiliki gaya foto yang berbeda, mereka memiliki
karakter memotret tersendiri, dan itu bisa menjadi kerumitan tersendiri
ketika menjawab pertanyaan "Lensa apa yang tepat"
Dibawah ini adalah sedikit
tulisan yang mengulas macam-macam jenis lensa yang ditawarkan di pasar
kamera DSLR oleh para produsen kamera. Kami tidak akan membahas sebuah
lensa secara detail, tetapi akan sedikit memberikan pengantar singkat
terhadap istilah serta jenis lensa yang ada di pasar DSLR yang bisa
menjadi pertimbangan ketika Sobat terjun berburu lensa DSLR.
Perlu diingat bahwa kebanyakan kamera DSLR yang berdar tidak semuanya
kamera full-frame, sensor yang dimiliki pada umumnya berukuran lebih
kecil dibandingkan kamera full-frame dan itu berarti hasil lensa tidak
berdampak sama seperti pada full-frame atau pada kamera film.
Tipe lensa DSLR:
- Lensa Standard - Ini adalah istilah yang perlahan-lahan sedikit menghilang dari terminologi dunia fotografi. Digunakan untuk mendeskripsikan lensa dengan range 50mm, karena lensa ini biasanya sudah terpasang pada kamera kamera film.
- Lensa Kit - Saat ini kebanyakan lensa sudah menjadi satu paket dengan kamera DSLR yang dijual, dan biasanya lensa ini di kenal sebagai lensa kit. Lensa ini kebanyakan adalah lensa zoom, dan secara fungsional dikenal sebagai lensa multi-purpose yang memang didesain untuk kepentingan memotret sehari-hari. Fotografer profesional kebanyakan selalu membeli body kamera dan mengupgrade lensa sesuai dengan kebutuhan mereka.
- Lensa Prime / Lensa Fix - Lensa Fix merupakan sebuah lensa yang hanya memiliki satu Focal-Length. Terkadang lensa ini menjadi lensa yang kurang populer dimana para fotografer merasa nyamana dengan lensa yang memiliki range Focal-Length di tangan mereka (lihat ulasan lensa zoom dibawah), tetapi bagaimanapun juga lensa fix layak unutk dipertimbangkan. Lensa zoom memang memiliki keuntukngan pada kualitas yang mereka tawarkan, tetapi lensa fix juga dikenal dengan kualitas gambar serta kecepatan. Ketika kebanyakan orang nyaman dengan lensa zoom, kebalikannya Saya lebih menikmati tantangan dalam menggunakan lensa fix, dan mereka membawa sesuatu dalam dunia fotografi saya, dan biasanya saya akan merasa sedikit malas ketika lensa zoom terpasang.
- Lensa Zoom / Tele - Lensa zoom merupakan lensa DSLR yang paling populer saat ini, hadir dengan konfigurasi range focal length serta tingkatan kualitas. Keuntungan yang paling terlihat dengan menggunakan lensa ini adalah, Sobat tidak perlu mendekat ke subyek untuk mendapatkan framming yang lebih ketat. Lensa ini bisa memberikan range pendek atau cukup panjang. Hal yang perlu diingat ketika membeli kamera ini adalah, semakin panjang focal-length maka akan semakin berdampak pada camera-shake. Kamera dengan focal length yang jauh seperti (300mm) telah difasilitasi dengan Image Stabilisation (IS) untuk mengurangi camera-shake.
- Lensa Makro - Lensa-lensa ini didesain khusus untuk memotret obyek secara close-up. banyak kamera DSLR yang dilengkapi dengan pengaturan 'makro', tetapi menggunakan lensa makro yang sebenarnya akan menghasilkan foto lebih hidup dan memungkinkan Sobat untuk memotret dengan ukuran yang sangat dekat pada obyek.
- Lensa Wide - Seperti namanya, lensa ini mememungkinkan penggunanya untuk memotret dan mendapatkan prespektif yang sangat luas. Lensa wide biasnya digunakan pada pemotretan landscape. Lensa wide hadir dengan focal length seperti lensa fix dan lensa zoom, walaupun hanya memiliki sedikit range pada focal-lengthnya. Perhatikan bahwa banyak lensa wide sedikit banyaknya terkadang memberikan efek 'distort' pada hasil foto, terutama pada tepian foto dengan bentuk yang sedikit melengkung. Bagi beberapa orang bisa menjadi efek yang bagus, tetapi terkadang juga berarti efek yang tidak diinginkan.
Lensa 'Fish-Eye' merupakan lensa
'extreme' dari lensa wide, dimana lensa ini didesain khusus untuk
memberikan efek 'distort' lengkung pada hasil foto Anda, tetapi sekali
lagi hal tersebut tergantung pada gaya serta style seorang fotografer.
Mengenal Aperture dan Shutter Priority
Beberapa waktu lalu Infotografi telah mengulas tentang Exposure Triangle, dimana didalamnya terdapat Tiga elemen penting yaitu ISO, Shutter Speed dan Aperture.
Kita juga sudah sudah mengulas bagaimana sih dampak ketika merubah
setiap elemen tersebut terhadap foto yang sobat hasilkan? Artikel ini
merupakan kelanjutan ulasan diatas, jika sebelumnya Sobat diminta untuk
menggunakan mode manual dalam belajar Exposure Triangle, sekarang kita
coba menggunakan Elemen-elemen tersebut pada Dua mode pemotretan kamera
digital, yaitu Mode Aperture Priority dan Shutter Priority.
Kita telah mengetahui tentang bagaimana ketiga elemen dari exposure
triangle memberikan dampak bagi satu sama lainnya. Ketika menambah
ukuran Aperture (memperbesar bukaan lensa), brarti sobat secara otomatis
membuat cahaya yang masuk ke dalam sensor kamera menjadi lebih banyak,
untuk itu Sobat membutuhkan kecepatan shutter yang lebih pendek.
Kebalikannya jika Sobat menambah rentang waktu shutter terbuka, maka
turunkan Aperture sebanyak yang diperlukan untuk mendapatkan hasil yang
terexpose secara tepat.
Mode Priority (Prioritas)
Mode Aperture dan Shutter Priority bisa dikatakan adalah mode semi-manual atau semi-otomatis.
Mode ini memberi Sobat kontrol terhadap pengaturan kamera, tetapi
kamera juga memiliki peran untuk mengambil keputusan terhadap pengaturan
agar Sobat mendapatkan foto memiliki exposure yang pas. Untuk lebih
jelasnya akan dijabarkan dibawah ini:
Mode Aperture-Priority
Mode ini seringkali dilambangkan dengan 'A' atau 'Av'. Sobat sebagai
seorang fotografer, pada mode ini bisa mengatur Aperture sesuai dengan
keinginan kalian, dan kamera membuat keputusan tentang berapa Kecepatan
shutter yang
Rahasia Membuat Foto HEBAT!!!
Hampir setiap orang yang menenteng sebuah kamera pasti menginginkan
membuat sebuah foto yang membuat orang lain mengucapkan: "Wow! Foto yang
bagus!", tetapi sayangnya hanya beberapa orang yang berhasil
mendapatkannya. Kenapa? Mungkin karena tidak banyak orang yang
mengetahui apa sebenarnya yang membuat sebuah foto itu bagus menurut
kebanyakan orang. Berikut ini adalah beberapa faktor yang membuat sebuah
foto menjadi luar biasa.
1. Foto bagus adalah yang terkomposisi dengan benar - Banyak sekali buku maupun artikel yang mengulas tentang komposisi dalam fotografi, dan memang sebaikna Sobat menyisihkan waktu membaca apa yang diulas didalamnya. Untuk sementara beriku ini adalah beberapa tips yang layak untuk diingat:
- Mendekatlah ke subyek foto. Sebagai contoh jika Sobat melihat sebuah bunga mawar yang terlihat menarik dengan embun pagi di kelopak bunganya, maka mendekatlah pada bunga tersebut. Semak-semak yang ada di sekelilingnya bisa
Teknik Panning Dalam Fotografi
Apa itu Teknik Panning?
Panning merupakan pergerakan horisontal dari sebuah kamera ketika
merekam sebuah obyek yang sedang bergerak, ketika melakukan teknik ini
berarti Sobat menggerakkan kamera secara sinkron terhadap subyek,
bingung? sebenarnya tidak sesulit apa yang kalian dengar. Coba gelengkan
kepala seperti saat bilang "Tidak"!, nah tapi lakukan hanya separuh
jalan, seperti melihat seekor harimau yang sedang lewat di depan kalian.
Kamera kalian harus mengikuti gerakan subyek untuk melakukan teknik
panning, dan tentu juga kecepatan serta arah harus dilakukan sesempurna
mungkin.
Apa Gunanya Teknik Panning?
Panning bisa mewakili atau menunjukkan sebuah pergerakan, menciptakan feel gerakan serta kecepatan tanpa mengaburkan subyek seperti yang terjadi pada teknik Slow Shutter Speed. Lihat contoh dibawah ini, dimana gambar pertama adalah contoh panning, perhatikan bahwa subyek masih terasa jelas dan tajam, tetapi
Exposure Triangle Bukan Hanya Masalah Kecerahan
Pastinya ketika membaca judul artikel kali ini sebagian besar sobat InFotografi sudah memahami tentang apa sih sebenarnya exposure triangle
atau segitiga exposure itu. Exposure triangle merupakan hal yang paling
dasar ketika kita belajar menggunakan pengaturan kamera secara manual,
dan jika kalin yang sedang mulai belajar fotografi mungkin kalian akan
sedikit terobsesi dengan apa itu ISO, aperture dan shutter speed.
Berikut ini adalah sedikit overviewnya:
Aperture - Depth of Field, Ketika pertama kali mengetahuhi bahwa
ada lensa yang lebih "cepat" dari lensa yang lain (aperture bisa lebih
lebar), dan itu yang diperlukan untuk membuat foto bagus pada kondisi
low-light atau rendah cahaya, pasti sebagian besar kita akan bergumam..
"Bagus, masalah bisa terselesaikan", tetapi sebenarnya percaya atau
tidak masalah belum terselesaikan. Kenapa? Karena ketika menggunakan aperture f/1.4 pada lensa 50mm bisa menyebabkan Depth of Field (DOF) yang sangat sempit, jadi jika Sobat memotret acara pernikahan
dan kalian berencana untuk memaksimalkan lebar aperture, maka lebih
baik kalian memiliki rencana lain, karena kemungkinan salah fokus akan
terjadi. Kesimpulannya adalah: Ketika merubah aperture, jangan hanya terpaku pada "Cahaya lebih", tetapi juga pikirkan Depth of Field.
Shutter Speed - ketajaman, Ketika pertama kali belajar tentang
exposure triangle, setiap pengaturan kamera biasanya dijelaskan
bagaimana hubungannya dengan cahaya. Pengaturan aperture berarti
membiarkan lebih banyak/sedikit cahaya yang masuk, sedangkan shutter speed
merupakan rentang waktu lama tidaknya cahaya masuk, dan ISO adalah
tingkat sensitifitas sensor terhadap cahaya. Seperti contoh diatas,
selalu ada faktor lain ketika mempertimbangkan memilih sebuah
pengaturan. Shutter Speed, bukan hanya lama shutter terbuka yang harus
dipikirkan, menggunakan shutter speed terlalu lambat pada kondisi rendah
cahaya bisa menyebabkan camera shake atau motion blur pada obyek gerak.
Kondisi seperti ini akan menyebabkan hasil foto yang terkesan kabur dan
jauh dari kata tajam. Investasilah pada lensa dengan fitur IS (Image
Stabilising) jika memungkinkan. Fitur ini akan membantu kalian
menciptakan foto yang lebih tajam ketika memotret pada kondisi rendah
cahaya atau focal length yang panjang (zoom). Kesimpulannya adalah shutter speed = ketajaman.
ISO - Grain, ISO
bisa menjadi teman terbaik tetapi bisa juga menjadi musuh bebuyutan,
biasanya ISO merupakan pengaturan yang dilakukan terakhir kali sebelum
aperture dan shutter speed. Beberapa diantara fotografer seringkali
membenci Noise yang dihasilkan oleh ISO. Tiap kamera memiliki kemampuan
yang berbeda dalam mengatasi timbulnya noise. ISO bukanlah sekedar angka
penyeimbang dari exposure triangle. Sobat tidak selalu bisa dengan
mudahnya menggunakan ISO 3000 dan melupakan dampaknya. Sobat harus tahu
bahwa semakin tinggi angka ISO berarti mengakibatkan lebih banyak
noise/grain. Beberapa fotografer sengaja menambahkan ISO pada hasil foto
mereka, terutama pada foto-foto hitam putih, jadi pada dasarnya ISO tinggi = Grain
Memotret Menggunakan Mode Aperture Priority
Salah satu konsep teknis dalam fotografi yang mungkin sulit untuk dipahami oleh fotografer pemula adalah pengaturan Aperture.
Istilah-istilah ini ibaratnya ditemukan oleh para politikus: "Ketika mereka mengatakan satu hal dan itu berarti kebalikannya atau hal yang lain" ketika satu istilah diucapkan seperti "Menurunkan Stop" atau "Stopping down" maka lensa akan meningkatkan Depth of Field, yang berarti meninggikan pengaturan aperture! Jadi berkebalikan, Ketika Sobat menurunkan stop (stop down) lensa dari pengaturan f/5.6 ke f/16, diafragma aperture akan lebih menutup, dan membiarkan lebih sedikit cahaya yang masuk ke dalam sensor tetapi akan meningkatkan fokus dari foreground ke background. "Open up" atau "membuka" dalam pengaturan aperture berarti menggunakan f/stop lebih rendah dan "closing down" atau "menutup" berarti menggunakan pengaturan f/stop yang lebih tinggi.
Penjelasan lebih dalam tentang istilah "Opening up" atau "memperlebar bukaan" lensa sebenarnya adalah menggunakan pengaturan aperture lebih rendah: F/5.6 atau F/4 agar ada lebih banyak cahaya yang masuk ke dalam sensor. Porsi titik fokus dalam foto akan terfokus dengan benar sementara area lain akan terasa blur atau tidak fokus.
Selalu ingat bahwa "naik" berarti setting rendah dan kurang fokus dari foreground ke background. "Turun" berarti setting tinggi dan lebih fokus dari foreground ke background. Seperti perkataan politikus bukan?
Kami sudah mendaftar keuntungan dan kerugian dari setiap mode pemotretan dibawah ini. Semakin banyak Sobat memotret maka tentunya akan meningkatkan kemampuan kalian menggunakan mode pemotretan serta mengambil manfaatnya, dan tentu akan sangat membantu dalam memvisualisasikan imajinasi kalian lewat sebuah foto.
- Aperture Priority. Rubah setting aperture untuk menaikkan atau mengurangi Depth of Field foto. Angka yang lebih kecil seperti f/2 berarti memperlebar diafragma aperture dan mebiarkan lebih banyak cahaya ke dalam sensor, dan ini akan mengurangi Depth of Field. Angka aperture yang lebih besar berarti mengurangi ukuran diafragma dan sedikit cahaya yang bisa masuk. Kamera digital akan secara otomatis mengatur shutter speed. Jika Sobat menginginkan foto dengan background blur, maka kurangi aperture ke f/2 atau f/4. Untuk menaikkan Depth of Field serta meningkatkan fokus dari foreground ke background maka naikkan pengaturan aperture ke f/8 atau lebih tinggi
- Shutter Priority. Rubah shutter speed dan kamera secara otomatis akan mengatur aperture. Jika Sobat ingin membekukan atau "freeze" obyek gerak maka gunakan shutter speed tinggi atau lebih cepat, seperti 1/500 detik. Untuk mendapatkan efek blur dari obyek gerak seperti air terjun, maka gunakan shutter speed lambat seperti 1/10 detik.
- Manual. Sobat sebagai fotografer mengatur secara manual baik shutter speed maupun aperture. Gunakan mode ini ketika melakukan uji coba atau eksperimen pada spesial efek atau memotret pada kondisi tricky seperti long exposure di malam hari.
- Automatic (Otomatis). Kamera digital akan memperhitungkan kombinasi optimal dari aperture, shutter speed, serta ISO berdasarkan nilai exposure yang ditentukan oleh sistem metering kamera. Mode otomatis mungkin baik untuk digunakan pada banyak kondisi dan bahkan portrait.
Segitiga Eksposure
Untuk mendapatkan foto yang bagus kita harus mengerti dasar-dasar
fotografi. Dasar dari pengambilan gambar dalam fotografi dapat kita
bayangkan sebagai segitiga, yang dinamakan Segitiga Eksposure. Mengapa
Segitiga Eksposure ini sangat penting, karena 3 elemen inilah yang
nantinya akan membentuk suatu gambar yang diambil oleh kamera digital
kita. Masing-masing elemen tersebut berhubungan erat dengan cahaya dan
bagaimana cahaya tersebut masuk ke dalam sensor kamera.
Elemen Segitiga eksposure tersebut adalah:
- ISO, adalah ukuran sensitivitas kamera digital terhadap cahaya (ISO100, ISO200, dst)
- Aperture, adalah besarnya bukaan lensa atau biasa disebut diafragma (f/1.8 ; f/8 ; f/16 ; dst)
- Shutter Speed, adalah selama berapa lama rana terbuka (1/500 detik, 1/5 detik, dll)
Yang paling penting adalah setiap perubahan pada salah satu elemen
tersebut akan mempengaruhi elemen yang lain. Ini berarti bahwa kita
tidak akan pernah benar-benar dapat mengisolasi salah satu elemen saja
tapi akan selalu terkait antara 3 elemen tersebut. Ilustrasi gambar
berikut akan mempermudah kita untuk membayangkan dan mengerti lebih
dalam lagi mengenai segitiga eksposure (gambar:
http://www.exposureguide.com).
Untuk lebih memahami segitiga exposure dengan mudah, mari kita umpamakan bahwa kamera adalah sebuah jendela.
- Aperture adalah ukuran besar/kecilnya jendela yang akan memasukkan cahaya, semakin besar jendela maka akan semakin terang ruangan karena semakin banyak cahaya yang masuk.
- Shutter Speed adalah berapa lama jendela akan dibuka untuk memasukkan cahaya ke dalam ruangan, semakin lama jendela dibuka maka akan semakin banyak cahaya yang masuk.
- Kemudian sekarang bayangkan bahwa anda berada di dalam ruangan yang berjendela tadi dan anda sedang mengenakan kacamata hitam, seberapa sensitif mata anda terhadap cahaya yang masuk itulah yang disebut dengan ISO.
Jadi ada tiga cara meningkatkan cahaya
Langganan:
Postingan (Atom)