Kamis, 28 Maret 2013

Mengenal Automatic Exposure Bracketing - AEB

Pernahkan sobat pada saat memotret menemui kesulitan menentukan exposure saat kondisi pencahayaan yang sedikit 'tricky' atau terdapat banyak variasi antara area terang dan gelap? Satu cara ketika menghadapi situasi ini adalah dengan menggunakan pengaturan Manual pada kendali exposure kamera, dan ambillah beberapa foto untuk melakukan pengujian. Nah, tetapi masalah yang timbul dengan melakukan trial and error adalah Waktu, dan jika Sobat memotret pada kondisi yang berubah-ubah (seperti pada saat sunset dengan cahaya yang berganti dari waktu ke waktu), kalian tentu akan kehilangan 'momen' pada saat mencari pengaturan yang pas.

Salah satu fitur yang telah dimiliki oleh kebanyakan kamera DSLR dan bisa membantu pada saat kondisi seperti ini adalah 'Automatic Exposure Bracketing' (AEB), dengan memilih mode pengaturan ini maka kalian dengan cepat mampu untuk memotret Tiga foto (biasanya memang Tiga) dengan tingkat exposure yang berbeda, tanpa merubah pengaturan apapun secara manual. Berikut ini adalah contoh yang bisa mengilustrasikannya:
Kamera akan memilih Satu exposure berdasarkan metering yang tepat ketika kalian menggunakan mode Automatic Exposure Bracketing, lalu kemudian mengambil foto lain satu overexpose dan underexpose. Menggunakan mode ini, berarti kalian akan mendapatkan Tiga foto yang memiliki komposisi yang sama tetapi dengan exposure berbeda, dan tentu kalian bisa memilih mana yang paling bagus bukan?

Jika kamera kalian memiliki mode brust (continuous shooting), maka Tiga foto tersebut bisa didapatkan dengan menekan tombol shutter beberapa waktu sampai ketiga foto tersebut tercapture. Jika kamera kalian hanya mendukung single shot maka Sobat harus menekan tombol shutter sebanyak Tiga kali.
Setiap kamera memiliki cara sendiri dalam pemilihan AEB. Kamera seperti

Cahaya Dan Fotografi

Cahaya merupakan elemen yang paling penting dan sangat diperlukan dalam fotografi. Cahaya yang tepat akan memberikan 'soul' pada foto-foto Sobat, sedangkan jika salah dalam mengatur pencahayaan, bisa dipastikan akan menghancurkan hasil foto kalian. Fotografer pemula sering kali hanya terfokus pada subyek serta komposisi untuk menghasilkan foto yang bagus, padahal jika mereka sadar apa yang bisa dilakukan oleh cahaya maka foto-foto tersebut bisa mengalami peningkatan secara kualitas. Beberapa pendapat menyatakan bahwa untuk menilai kualitas sebuah hasil foto adalah dengan melihat bagaimana cahaya digunakan untuk menghasilkan foto tersebut.
Nirvana's not an emptiness...:)))  much better in original size (press L)

Untuk Melihat cahaya serta dampaknya terhadap frame kalian, setidaknya sobat harus melihat dan menilainya pada frame yang ada di viewvinder atau LCD kamera. Sobat harus melihat bagaimana cahaya berinteraksi dengan elemen-elemen yang ada di dalam frame. Apakah cahaya membuat subyek mudah dilihat, atau malah mengaburkannya? Apakah cahaya membuat pemandangan menjadi datar? Apakah cahaya yang datang terlalu keras dan cenderung tidak menarik? Apakah menurut sobat subyek akan tampak lebih bagus dengan sumber cahaya lain? Apakah cahaya tersebut lembut dan tersebar? atau apakah cerah serta intens? Apakah cahaya memiliki karakter hangat keemasan, atau bahkan mungkin memiliki warna yang tidak kalian inginkan?

Gunakan LCD pada kamera kalian (jika punya) untuk melihat apa dampak cahaya pada gambar yang akan diambil oleh kamera. Ketika Sobat tidak mendapatkan cahaya yang bagus, pertimbangkan cara lain yang bisa memperbaiki hasil foto kalian, atau jika tidak cari waktu lain untuk kembali memotretnya. Lebih banyak Sobat mencoba memanfaatkan cahaya, maka lebih baik pula foto yang kalian hasilkan.

CAHAYA BAGUS = Foto yang lebih baik

Fotografi digital adalah tentang menangkap cahaya pada sensor gambar, lebih bagus cahaya maka potensi foto bagus akan semakin besar. Kualitas cahaya itu sendiri sangat

Jangan Tersesat Ketika Belajar Fotografi




Photography newbie





Ketika Anda mulai mencoba mendalami dan menguasai kamera, lensa, Photoshop serta seluk beluk komputer, Anda TIDAK akan pernah selesai dan TIDAK akan pernah berakhir. Berusaha itu bagus, tetapi jika ingin menguasai semuanya sebelum terjun langsung memotret akan menjauhkan Anda dari waktu belajar fotografi itu sendiri. Jangankan belajar fotografi, Anda akan menghabiskan banyak sekali waktu hanya sekedar untuk mempelajari tentang kamera serta komputer, dan parahnya hal ini akan semakin memperkaya sales-sales yang menjual perangkat fotografi dan komputer yang Anda pikir PERLU untuk Anda miliki, tetapi tidak akan pernah membuat Anda bisa untuk menghasilkan foto dengan bagus.

Waktu berputar sangat cepat dalam dunia perangkat fotografi seperti bodi kamera, lensa serta aksesoris pendukungnya. Salah satu alasan kenapa kebanyakan orang tidak pernah berkembang dalam dunia fotografi adalah karena mereka mencoba menguasai semuanya tanpa mempertimbangkan mengapa mereka menempatkan hal tersebut sebagai prioritas utama. Terlepas dari berapa banyak kamera yang Anda miliki, atau Photoshop serta printer kelas atas yang Anda pakai, satu-satu nya cara untuk belajar fotografi adalah memberi perhatian penuh dalam memotret, dan BUKAN pada perangkat fotografi.

Anda mungkin bertanya-tanya "Bagaimana mungkin mempelajari kamera tanpa membeli kamera terlebih dahulu?" sedikit mengulas sejarah fotografi, pada sekitar tahun 50an, semua kamera adalah manual. Butuh waktu yang lama sekali untuk seseorang mempelajari bagaimana menggunakan kamera-kamera tersebut dan setiap tidak setiap pemotretan akan menghasilkan foto yang bagus kecuali mereka benar-benar tahu secara teknis. Kamera digital sekarang ini semuanya dilengkapi dengan mode otomatis. Untuk belajar fotografi, Anda harus MENJAUHI apa yang dinamakan mode otomatis!



Cara yang paling ampuh dalam belajar fotografi adalah fokus pada