- Teknik fotografi Digital
- Teknik pengaturan shutter speed
- ISO dalam fotografi
- Pengaturan Aperture dalam teknik fotografi
Sebenarnya apa yang
penting dari teknik fotografi digital ? , ada beberapa hal yang esensial dalam
menghasilkan sebuah foto, adalah mengtur beberapa variable pada kamera agar
foto yang di produksi sesuai dengan harapan tidak Under maupun Over exposure
Teknik Dasar Fotografi
Digital : Shutter Speed
Shutter Speed dalam
bahasa indonesia disebut kecepatan Rana atau kecepatan penutup dalam istilah
fotografi adalah tirai pada kamera yang menutupi permukaan atau sensor exposure
pada permukaan film atau sensor foto tadi. foto. Jika tirai ini terbuka maka
akan terjadi penangkapan gambar
Awalnya shutter dibuat
dari lempengan logam, namun kebanyakan kamera modern menggunakan penutup yang
dibuat dari kain kecepatan rana yang lebih cepat. Penutup yang terbuat dari
kain memiliki kekuatan sekitar 50,000 hingga 200,000 kali proses buka-tutup (melakukan
exposure). Kain penutup yang aus atau rusak bisa dengan mudah diganti di pusat
layanan purna jual merek kamera yang bersangkutan. untuk mengurangi berat
kamera dan untuk mendapatkan
Lamanya tirai ini
terbuka ditentukan oleh setelan kecepatan rana pada kamera.
Fotografi digital
memudahkan kita memahami dunia fotografi, hasil jepretan langsung bisa di
review melalui jendela LCD, sehingga kita
bisa mengevaluasi hasil jepretan, karena data teknis yg berkaitan dengan Jepretan tadi terlihat dan terekam, berbeda dengan Fotografi Konvensional, dimana kita harus mencetaknya dulu baru dapat melihat, me-review dan mengevaluasi hasil jeperetan, data teknis-nya pun kita harus mencatatnya terlebih dahulu, sehingga butuh banyak biaya dan waktu yg terbuang untuk bisa memperbaiki kemampuan fotografi kita
bisa mengevaluasi hasil jepretan, karena data teknis yg berkaitan dengan Jepretan tadi terlihat dan terekam, berbeda dengan Fotografi Konvensional, dimana kita harus mencetaknya dulu baru dapat melihat, me-review dan mengevaluasi hasil jeperetan, data teknis-nya pun kita harus mencatatnya terlebih dahulu, sehingga butuh banyak biaya dan waktu yg terbuang untuk bisa memperbaiki kemampuan fotografi kita
Seni Fotografi digital
bisa diibaratkan sebagai melukis dengan cahaya, dalam hal ini kamera dan Lensa
yang menggantikan peran kuas dan cat. Ada
dua hal yg memegang peranan terpenting dalam kamera dan lensa, yaitu Shutter
Speed dan Aperture
Shutter Speed adalah
lamanya waktu yg diperlukan untuk menyinari sensor CMOS ato CCD pada kamera
digital, dan Film pada kamera konvensional. Pada Kemera tertera angka-angka
250,125,60,30,15 dst. Ini berarti lamanya penyinaran adalah 1/250 detik, 1/125
detik, 1/60 detik, dst.
Semakin besar angkanya
berarti semakin cepat waktu yg digunakan, hal ini akan menciptakan efek diam
(freeze), misalnya kita akan memotret objek yg sedang bergerak, misal mobil,
dengan efek diam, kita memerlukan setidaknya shutter speed diatas 1/125 detik
Sebaliknya bila kita
akan memotret objek tersebut dengan efek bergerak, maka dibutuhkan shutter
speed kurang dari 1/125 detik, sebaiknya dilakukan dengan cara mengikuti arah
gerak objek, hal ini disebut teknik panning,
Dua hal diatas
tergantung juga dari kecepatan objek tersebut bergerak, semakin cepat objek
bergerak, berarti semakin tinggi shutter speed yg dibutuhkan agar memperoleh
efek diam atau bergerak yang kita inginkan, Perlu diperhatikan, semakin rendah
shutter speed, akan mengakibatkan semakin besar juga kemungkinan terjadinya
camera shaking, yg akan mengakibatkan hasil jepretan menjadi goyang dan tidak
tajam
Agar aman, gunakan
shutter speed diatas 30 atau 1/30 detik, kalo memang menginginkan shutter speed
lebih rendah, misal 1/15 detik, 1/8 detik ato yg lebih rendah, gunakan gunakan
penyangga ato tripod
Teknik Dasar Fotografi
Digital : Aperture dan ISO
May 25, 2008 I
Fotografi.
Bagian 2 – Aperture
Aperture adalah
komponen dari lensa yang berfungsi mengatur intensitas cahaya yang masuk ke
kamera.
Diafragma lensa
biasanya membentuk lubang mirip lingkaran atau segi tertentu. Ia terbentuk dari
sejumlah lembaran logam (umumnya 5, 7 atau 8 lembar) yang dapat diatur untuk
mengubah ukuran dari lubang bukaan (rana/ shuter) lensa dimana cahaya
akan lewat atau dalam fotografi digital Aperture Adalah ukuran bukaan lensa
yang berfungsi memasukkan dan meneruskan cahaya ke film atau sensor. ukuran
besar kecilnya diatur melalui diafragma. Pada kamera umumnya tertera 2,8; 4;
5,6 dst. angka2 tersebut dikenal sebagai f-number, jadi disebut aperture
(bukaan) f/2,8; f/4; f/5,6 dst. Semakin besar aperture semakin kecil
f-numbernya dan semakin kecil pula diameter bukaannya, jadi f/16 lebih kecil
diameternya daripada f/5,6
Cara kerja aperture
mirip pupil pada mata manusia, semakin banyak cahaya yang masuk, semakin kecil
diameter pupil, begitu pula sebaliknya. Aperture sangat berhubungan dengan
ruang tajam atau depth of field, semakin besar f-number, misal f/22, rentang
ketajaman akan semakin lebar. Artinya objek di belakang dan di depan fokus
utama memiliki ketajaman yang baik. sebaliknya kita akan mendapatkan efek
blur/buram untuk objekdi depan dan dibelakang fokus utama jika menggunakan
f-number kecil, misal f/2,8
Shutter speed dan
aperture harus bersinergi untuk mendapatkan exposure yang tepat. Peranan ISO
juga penting, semakin tinggi ISO yang digunakan, maka kepekaan terhadap cahaya
pun makin besar, sehingga pada pencahayaan kurang pun, shutter speed maupun
aperture masih dapat digunakan secara maksimal. Tapi perlu diingat, semakin
tinggi ISO yang digunakan, akan semakin tinggi tingkat noise ataupun grain yang
dihasilkan
( ISO / ASA adalah
Kecepatan film adalah istilah dalam fotografi untuk mengukur tingkat
kesensitivitas atau kepekaan film foto terhadap cahaya. Film dengan kepekaan
rendah (memiliki angka ISO rendah) membutuhkan sorotan (Inggris: exposure) yang
lebih lama sehingga disebut slow film, sedangkan film dengan kepekaan tinggi
(memiliki angka ISO tinggi) membutuhkan exposure yang singkat. )
Untuk mengetahui apakah
exposure sudah tepat atau belum, pada kamera digital ato konvensional tersedia
fasilitas metering. Sehingga terjadinya over exposure (kelebihan pencahayaan)
atau under exposure (kekurangan pencahayaan) dapat diminimalkan.
Setelah teknik dasar
dapat dikuasai, berikutnya yg dibutuhkan adalah jam terbang, karena seni
fotografi identik dengan momen, dan momen yg baik tidak mudah terulang,
kepiawaian menentukan komposisi dan sudut ambil gambar dapat berkembang seiring
jam terbang, kemudian perbanyak referensi dari, buku, internet, maupun sumber2
lain. Bagaimana bagus dan canggihnya sebuah kamera, hanya merupakan sebuah
alat, yg menentukan adalah orang yg berada di belakang kamera
Tidak ada komentar:
Posting Komentar